Kamis, 21 November 2013

SEJARAH:SEJARAH MUSEUM ZOOLOGI BOGOR

        SEJARAH MUSEUM ZOOLOGI BOGOR
UNTUK
MENINGKATKAN WAWASAN SEJARAH

Diajukan untuk memenuhi pensyaratan nilai sejarah tahun ajaran 2009/2010









Disusun oleh :

1.                 Ayu Wulan Rosalina                   Absen : 08
2.                 Hanna Hanifa Varda                 Absen : 13
3.                 Indira Pradini                             Absen : 16
4.               Robery Millano T.                      Absen : 33




SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
2009/2010
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas sejarah ini yang kami beri judul Sejarah Museum Zoologi-Bogor”.
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi pensyaratan nilai sejarah. Dan kami menyusun untuk menambah wawasan kami tentang sejarah beserta mengetahui apa saja yang ada di Museum.
Karya tulis ini menggandung banyak informasi yang berguna untuk memperluas wawasan kita, terutama tentang sejarah museum Zoologi. Karya tulis ini pun mampu membantu meningkatkan pengertahuan dan wawasan mengenai sejarah.
Akhir kata, kami berharap karya tulis dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.





Cisauk,  Oktober 2009


Penyusun






II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………. .....I
KATA PENGANTAR………………………………………… II
DAFTAR ISI……………………………………………………III

BAB I         PENDAHULUAN………………………………...1
1.1    Latar Belakang………………...………………...........1
1.2    Rumusan Masalah ……………………………………1
1.3    Tujuan Penilitian……………………………………...2
1.4    Metode Penelitian……………………………………..2
1.5    Manfaat Penelitian…………………………………….2
1.6    Populasi dan Sample………………………………….2
BAB II        LATAR BELAKANG MUSEUM ZOOLOGI…….3
2.1             Sejarah Museum Zoologi Bogor………………………..3
2.2             Nama Museum Zoologi Dari Masa ke Masa....................4
2.3             Nama Pemimpin Museum Zoologi……………………...5
2.4             Data Mengenai Museum Zoologi………………………..5
2.5             Proses Pengawetan Fauna………………………………..6
BAB III       PENUTUP………………………………………….7
                   3.1 Kesimpulan………………………………………………7
                        3.2 Saran……………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………IV
GAMBAR………………………………………………………..V





       III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1                   Latar Belakang
Latar belakang kami membuat laporan penelitian ini,adalah untuk melengkapi nilai harian sekolah dalam pelajaran Sejarah.Selain itu kami membuat laporan ini agar dapat menambah wawasan kami di bidang IPA, memperdalam pengetahuan kami bagaimana cara meneliti sejarah,dan berlatih untuk menulis laporanya. Dan menambah wawasan bagi pembaca dan untuk menumbuhkan rasa cinta pada sejarah generasi muda dan untuk meningkatkan keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang mencerminkan nilai budaya Indonesia.
Sudah selayaknya kita warga Negara Indonesia melestarikan nilai-nilai budaya sendiri. Seperti yang pernah di ucap Ir. Soekarno, “JAS MERAH” jangan sekali-kali melupakan sejarah, karena tanpa sejarah kita tak akan ada sekarang. Dengan harapan banyak yang mengunjungi tempat bersejarah.

1.2                   Rumusan Masalah
Setelah kami melakukan kunjungan ke museum Zoologi Bogor               dan melakukan penelitian di tempat tersebut,kami merumuskan bebebapa masalah sebagai berikut:
§  Bagaimana Sejarah Museum Zoologi Bogor ?
§  Apa Nama Museum Zoologi Dari Masa ke Masa ?
§  Siapa Saja Pemimpin Museum Zoologi ?
§  Bagaimana Data Mengenai Museum Zoologi ?
§  Bagaimana cara pengawetan hewan hewan di museum Zoologi?






1
1.3                              Tujuan Penilitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari sejarah yang ada di Indonesia, untuk melestarikan sejarah dan budaya yang ada di Indonesia,serta untuk menambah wawasan pengetahuan sejarah.
Sebenarnya, di Indonesia terdapat sejarah-sejarah di berbagai tempat yang memiliki arti atau cerita tersendiri.

1.4          Metode Penelitian
      Metode penelitian adalah metode yang dipakai oleh seorang        penganalisis dalam sebuah penelitian untuk meneliti sesuatu yang ada kaitannya dengan rumusan masalah yang dibuat. Metode yang kami gunakan untuk penelitian adalah metode observasi, yaitu dating ke lokasi penelitian, lalu mencari informasi sebanyak- banyaknya tentang tempat penelitian dan mewawancari narasumber yaitu pemandu wisata.

1.5              Manfaat penelitian
       Manfaat yang kami dapatkan adalah kami lebih menghargai tempat bersejarah, menambah wawasan dalam bidang sejarah, kami dapat belajar melakukan penilitian dengan baik, khususnya dalam ilmu pelajaran sejarah

1.6           Populasi dan Sample
                Dalam melakukan penelitian, yang objeknya Museum Zoologi-Bogor. Populasinya  semua yang berada di dalam Kebun Raya Bogor khususnya di dalam museum Zoologi.  Sampelnya adalah  Benda- benda yang berada di dalam museum Zoologi-Bogor, serta pemandu wisata.
               





                                                                  2


 BAB II

                   LATAR BELAKANG MUSEUM ZOOLOGI

2.1       Sejarah Museum Zoologi Bogor

Sejarah Museum Zoologi Bogor Dalam kurun waktu 110 tahun ( 1894 – 2005) telah mengkoleksi sebanyak 3 juta spesimen yang terdiri dari 20.000 jenis fauna, yaitu mamalia, burung, reptil, amphibi, ikan, moluska, serangga. Kekayaan koleksi fauna di Widyasatwaloka di Cibinong merupakan kebanggaan nasional dalam mengungkapkan keanekaragaman fauna dan aset yang tidak ternilai. Ironisnya tanggal berdirinya Museum Zoologi Bogor ( MZB ) sebagai suatu lembaga ilmiah yang berskala dunia tidak diketahui secara tepat.
Sepanjang sejarahnya MZB mengalami 11 kali pergantian nama dan perkembanganya dapat dikelompokan menjadi 3 periode, yaitu periode awal (1894 - 1901), periode pancaroba (1901 – 1986), dan periode pemekaran (1987 –sekarang). Landbouw Zoologisch Museum pertama kali dipimpin oleh J.C Koningsberger yang menempati gedung seluas 402 m². Pada tahun 1906 namanya diubah menjadi Zoologisch Museum dan 4 tahun kemudian diubah menjadi Zoologisch Museum en Laboratorium.
Kehadiran museum ini menjadi perhatian masyarakat yang ingin mendapar informasi mengenai fauna. Selama 25 tahun Koningsberger hanya dibantu oleh konservator P.A Ouwens yang bertugas mengumpulkan , menata, mempelajari dan menginformasikan koleksi .Sepulangnya Koningsberger ke Belanda pada tahun 1919 dan semakin tuanya Ouwens ditunjuklah pakar zoology yaitu Dr.K.W.Dammerman untuk menggantikan mereka. Dia tertarik pada pengembangan ilmiah dan membina koleksi. Jumlah tenaga ilmiah mulai diperbanyak agar setiap takson memperoleh perhatian. Setelah Dammerman, pimpinan museum dipercayakan kepada Dr. M,A Lieftinck seorang pakar serangga dari tahun 1939 – 1954 ( kecuali pada masa kependudukan Jepang ) .


                                           3
Sebagian besar masa kepimpinan Lieftinck ditandai dengan masa yang tidak stabil. Semua kegiatan dikatakan tidak berkembang karena pergolakan politik. Selama masa kependudukan jepang museum di pimpin oleh prof. T. Nakai dan di ubah menjadi Dobutsu Hakobutsukan. Lieftinck pun digantikan oleh Groeneveld yang sebenarnya dia bukan ahli zoology. Setelah perang dunia II berakhir pada tahun 1944 Lieftinck mengambil alih pengelolaan museum. Pada tahun 1945 – 1947 nama Zoologisch Museum en Laboratorium dihidupkan kembali. Pada tahun 1947 itulah nama Museum Zoologicum Bogoriense diperkenalkan. Nama tersebut terus digunakan pada pemerintah RI saat mengambil alih semua intasi pemeritahan Belanda.
Pimpinan museum masih dipercayakan oleh Lieftinck hingga tahun 1954. Selanjutnya museum dierahkan kepimpinanya kepada A.M.R Wegner dia seorang kolektor zoology kebangsaan Jerman. Tidak banyak yang dapat dikembangkan pada masa itu kecuali mempersiapkan tenaga muda Indonesia sebagai pengganti. Orang Indonesia yang dipercayakan memimpin pada tahun 1960 yaitu S.Kadarsan. Masa 4 tahun terakhir, sejak 1960 merupakan masa yang paling banyak terjadi pergantian pimpinan yang dimaksudkan agar calon pemimpin mendapat pendidikan dan memiliki keterampilan yang handal. Hinga akhirnya pada tahun 2000 nama MZB diubah menjadi Bidang Zoologi dibawah naungan Pusat Penelitian Biologi – LIPI.

2.2       Nama Museum Zoologi Dari Masa ke Masa

Nama Museum dari Masa ke Masa No. Tahun Nama 1 1894 Landbouw Zoologisch Laboratorium 2 a 6 1945-1947 Zoologisch Museum en Laboratorium 7 1947-1954 Museum Zoologicum Bogoriense 8 1955-1962 Lembaga Museum Zoologicum Bogoriense 9 1962-1982 Museum Zoologicum Bogoriense 10 1987-sekarang Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi





4
 2.3      Nama Pemimpin Museum Zoologi

Pimpinan Museum Zoologi Bogor ( 1894-1994 ) No. Tahun Nama Pemimpin 1 1894-1918 Dr. J. C. Koningsberger 2 1919-1939 Dr. K. W. Dammerman 3 1939-1954 D. M. A. Lieftinch 4 1960-1962 1964-1968 1971-1977 A. N. R. Wegner 5 1962-1964 1968-1971 Dr. Sampurno Kadarsan 6 1977-1986 Dr. Soehartono Adisoemarto 7 1986-1994 Drs. Moh. Amir. M. S. C

2.4       Data Mengenai Museum Zoologi

Data Mengenai Museum Zoologi Bogor
• Lokasi Museum  Jl. Ir. H. Juanda No. 9, Bogor, jawa Barat
• Transportasi 
Jarak tempuh dari Bandar udara : 70 km
 Jarak tempuh dari Pelabuhan : 50 km
 Jarak tempuh dari Terminal : 30 kmÞ ( terminal Barang siang ) 
Jarak tempuh dari Stasiun KA : 3 kmÞ ( stasiun KA Bogor )
• Jumlah Pegawai 2 orang terdiri dari :  Bimbingan edukasi : 1 orangÞ  Bagian ticketing : 1 orang.
Program Museum o Bimbingan • Jadwal Kunjungan o Senin s/d Minggu Pukul 08.00-16.00
 • Harga Tiket o Gratis karena sudah termasuk dengan uang masuk Kebun Raya Bogor sebesar Rp. 10.000;
• Fasilitas o Ruang pameran tetap o Ruang penyimpanan koleksi o Laboratorium o Toilet







5
2.5       Proses Pengawetan Fauna

Proses Pengawetan Fauna Dalam pengawetan fauna yang terdapat di Museum Zoologi Bogor terbagi 2 (dua) proses, yaitu :
1) Secara basah Proses pengawetan secara basah yaitu binatang yang akan dijadikan sebagai objek penelitian sekaligus pameran. Binatang direndam kedalam larutan alcohol atau larutan formalin berguna sebagai zat yang dapat menghambat pembusukan dan membuat binatang tersebut terlihat utuh bagian tubuhnya ketika dipamerkan dan apabila terjadi pembusukan akan merusak binatang tersebut.
2) Secara kering Proses pengawetan secara kering yaitu binatang yang dijadikan sebagai objek penelitian atau pameran terlebih dahulu binatang tersebut dikuliti. Dan semua organ lunak dikeluarkan dan hanya tersisa kulit dan tulang asli. Apabila organ lunaknya tidak keluar, maka akan cepat terjadi pembusukan. Sebagai pengganti organ lunak yang dikeluarkan maka akan digantikan oleh bahan khusus sehingga ketika dipamerkan terlihat nyata.

















6
BAB III
 PENUTUP

Demikianlah mengenai semua laporan karya tulis kami sampaikan berdasarkan data-data yang kami peroleh maupun kami terima dari berbagai sumber mengenai keanekaragaman fauna di Museum Zoologi Bogor serta keanekaragaman fauna yang ada di Indonesia.

3.1       Saran

1. Sebaiknya museum menciptakan suatu suasana seperti alam sesungguhnya   dengan suara-suara fauna aslinya.
2. Kita harus menjaga kelestarian fauna di Indonesia agar tidak mengalami kepunahan.
3. Sebaiknya dalam perawatan dan kebersihan terhadap koleksi dirawat secara berkala.
4. Apabila berkunjung ke Museum Zoologi Bogor lebih baik menjaga ketertiban dan kenyamanan. Dengan demikian Museum Zoologi Bogor adalah perpustakaan biologi yang sangat besar dan merupakan gagasan dari J.C. Kaningsber pada tahun 1894 yang menyadari potensi

3.2       Kesimpulan

Museum Zoologi Bogor merupakan gagasan dari J.C. Kaningsber pada tahun 1894 yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.9 Bogor Jawa Barat. Museum Zoologi Bogor mengoleksi berbagai keanekaragaman fauna antara lain : Mamalia, aves, reptil, ikan, amphibi dan lain-lainnya. Dan sudah 10 kali pergantian nama museum dan 7 kali pergantian pemimpin selama berdirinya Museum Zoologi Bogor. Sedangkan Persebaran Fauna di Indonesia terbagi 3 yaitu : Fauna Asiatis, Fauna Australis, dan Fauna Peralihan. Semua itu berawal dari Zaman Es yang memisahkan beberapa pulau di Indonesia sehingga muncul keanekaragaman fauna di Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar